Sejarah KOSTRAD (Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat)
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
(Dialihkan dari Kostrad)
Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat Tentara Nasional Indonesia | |
---|---|
![]() Lambang Kostrad | |
Masa tugas | 6 Maret 1961 - sekarang |
Negara | Indonesia |
Kecabangan | TNI Angkatan Darat |
Tipe unit | Pasukan khusus |
Spesialisasi | Operasi pertahanan strategis |
Jumlah personil | Rahasia |
Bagian dari | Tentara Nasional Indonesia |
Julukan | Kostrad |
Motto | Dharma Putra |
Warna seragam | Baret hijau |
Komando tempur | |
Panglima Kostrad | Letnan Jenderal TNI Mulyono |
Kepala Staf Kostrad | Mayor Jenderal TNI M. Setyo Sularso |
- Divisi Infanteri 1/Kostrad berada di Cilodong, Depok
- Divisi Infanteri 2/Kostrad berada di Singosari, Malang

Daftar isi
[sembunyikan]Sejarah[sunting | sunting sumber]
Cikal bakal Kostrad berasal ketika Indonesia pertama kali berurusan dengan isu kemerdekaan Irian Barat pada tahun 1960. Kostrad kemudian dibentuk pada 6 Maret 1961 dengan nama Korps Tentara Ke-1 / Cadangan Umum Angkatan Darat (KORRA I / CADUAD), berdasarkan surat keputusan Men/pangad No. ML/KPTS 54/3/1961. Sebagai kesatuan yang paling muda, Kostrad merupakan inti kekuatan Komando Mandala (operasi trikora atau pembebasan Irian Barat). Kemudian berganti nama menjadi Kostrad pada tahun 1963.Mayor Jenderal Soeharto (yang kemudian menjadi Presiden Indonesia) dipercaya sebagai orang pertama yang menjabat Panglima Kostrad (Pangkostrad). Pada tanggal 1 April 1998 Panglima Kostrad dijabat oleh Letnan Jenderal Prabowo Subianto yang merupakan anak mantu Soeharto.
Selama masa Orde Baru, Korps baret hijau ini tidak pernah absen dari berbagai operasi militer di Indonesia, seperti penumpasan G-30-S/PKI, Operasi Trisula, PGRS (Sarawak People's Guerrilla Force) di Sarawak, PARAKU (North Kalimantan People's Force) di Kalimantan Utara dan Operasi Seroja di Timor Timur. Kostrad juga dilibatkan pada tingkat internasional dengan diberangkatkannya pasukan Garuda di Mesir (1973-1978) dan Vietnam (1973-1975) serta dalam operasi gabungan sebagai pasukan penjaga perdamaian dalam perang Iran-Irak antara 1989 dan 1990.
Tahun 1984 Pangkostrad bertanggung jawab langsung kepada Panglima ABRI dalam operasi-operasi pertahanan dan keamanan. Sekarang ini Kostrad memiliki kekuatan pasukan sekitar 35.000 sampai 40.000 tentara dengan dua divisi infantri yaitu Divisi Satu yang bermarkas di Cilodong, Jawa Barat dan Divisi Dua yang bermarkas di Singosari Kabupaten Malang Jawa Timur. Setiap divisi memiliki brigade lintas udara dan brigade infantri.
Fungsi & Tugas Pokok[sunting | sunting sumber]
Berdasarkan Surat Keputusan Pangab Nomor: Kep/09/III/1985 tanggal tanggal 6 Maret 1985 tentang Pokok-Pokok Organisasi dan tugas Komando Cadangan Strategis TNI – AD (Kostrad), diatur bahwa Kostrad sebagai Komando Utama Pembinaan berkedudukan langsung di bawah Kasad, sedangkan sebagai Komando Utama Operasional Kostrad berkedudukan langsung dibawah Panglima TNI. Kostrad bertugas pokok membina kesiapan operasional atas segenap jajaran Komandonya dan menyelenggarakan Operasi Pertahanan Keamanan tingkat strategis sesuai dengan kebijaksanaan Panglima TNI. Guna melaksanakan tugas tersebut Kostrad menyelenggarakan dan melaksanakan fungsi utama dalam pengembangan kekuatan, pertempuran dan administrasi, fungsi organik militer baik intelijen, operasi dan latihan, pembinaan personel, logistik, dan teritorial serta fungsi organik pembinaan dalam perencanaan, pengendalian dan pengawasan.Struktur Organisasi[sunting | sunting sumber]

Daftar pejabat markas Kostrad[sunting | sunting sumber]
- Pangkostrad: Letjen TNI Mulyono
- Kaskostrad: Mayjen TNI M. Setyo Sularso
- Ir Kostrad: Kolonel Inf Tri Soewandono
- Koordinator Staf Ahli: Kolonel Inf Drs. Amrin
- Asisten Intelejen: Kolonel Inf Hardani Lukitanta
- Asisten Operasi: Kolonel Inf Ainurrahman
- Asisten Personel: Kolonel Inf Subiyanto
- Asisten Logistik: Kolonel Inf Ikram Paputungan
- Asisten Perencanaan: Kolonel Inf Agustinus
- Asisten Teritorial: Kolonel Inf Fajar Budiman, S.IP
- LO TNI AL: Kolonel Laut (P) Hargianto
- LO TNI AU: Kolonel Pnb Dedie Rosewan
- Danpom Kostrad: Kolonel Cpm Sain Musta’in
- Kazi Kostrad: Kolonel Czi Djashar Djamil, S.E.
- Kahub Kostrad: Kolonel Chb M. Natsir Abdullah, S.H.
- Kapal Kostrad: Letkol Cpl Candi Eko Prasetyo
- Kabekang Kostrad: Letkol Cba Ir. Hermanto Ngeci Sebuai, S.H
- Kakes Kostrad: Kolonel Ckm dr. Dwi Bambang Ari Wibowo
- Kaajen Kostrad: Kolonel Caj Camilus Intan Murjani, S.IP
- Kaku Kostrad: Kolonel Cku Drs. R. Fajar Irianto Wahyu. S
- Kakum Kostrad: Kolonel Chk Antonius Purba, S.H.
- Kepuskopad "A": Kolonel Cba Mohammad Saptarijaya BE
- Kapen Kostrad: Kolonel Inf Yudha Medy Dharma Zafrul
- Kabintal Kostrad: Kolonel Caj Drs. Asren Nasution
- Kainfolahta Kostrad: Letkol Chb Ade Jaelani
- Kajasmil Kostrad: Letkol Inf Dwi P
- Kasandi Kostrad: Letkol Chb Warsito
- Kasetum Kostrad: Letkol Caj Drs Lau Fransiskus
- Dandenma Kostrad: Letkol Kav Abdul Rachman Soegiantho
- Komandan Batalyon Intelijen: Letkol Inf Haryantana
- Staf Ahli Kostrad Bidang Linud:
- Staf Ahli Kostrad Bidang Latgab PPRC:
- Staf Ahli Kostrad Bidang Ilpengtek: Kolonel Inf Gustav Agus Irianto
- Panglima Divif 1/Kostrad: Mayjen TNI Edy Rahmayadi
- Kepala Staf Divif 1/Kostrad: Brigjen TNI Agus Rohman
- Panglima Divif 2/Kostrad: Mayjen TNI Bambang Haryanto
- Kepala Staf Divif-2/Kostrad: Brigjen TNI Agus Suhardi
Daftar Panglima Kostrad[sunting | sunting sumber]
Salah satu nama terkenal yang pernah menjabat di Kostrad adalah Mayjen TNI Soeharto, yang kemudian menjadi Presiden RI. Lalu ada pula Letjen TNI Prabowo Subianto. Saat ini, jabatan Pangkostrad dipegang oleh Letjen TNI Mulyono.[1]PROFIL KOSTRAD
- Details
- Created on Tuesday, 19 May 2009 14:01
- Written by Administrator
Komando Cadangan Strategis TNI Angkatan Darat (KOSTRAD) yang semula dilahirkan dengan nama Korps Tentara Ke-1 / Cadangan Umum Angakatan Darat ( KORRA I / CADUAD) pada 44 tahun yang lalu tepatnya pada tanggal 6 Maret 1961 dengan segala keterbatasannya namun telah mampu turut serta menentukan sejarah perjuangan bangsa Indonesia, kini telah tumbuh dan berkembang menjadi satuan Pemukul Strategis yang dihandalkan dalam jajaran TNI serta siap menjaga dan mempertahankan integritas bangsa dan negara Indonesia yang bersendikan Pancasila dan UUD-1945.
Kostrad dilahirkan dalam situasi dimana bangsa Indonesia sedang memperjuangkan kembalinya Irian Barat ke pangkuan Ibu Pertiwi Republik Indonesia. Korra I / Caduad lahir dengan surat keputusan Men/Pangad Nomor : Mk / KPTS 54 / 3 / 1961 tanggal 6 Maret 1961. Korra I / Caduad merupakan wujud nyata dari rencana dan harapan pimpinan TNI / TNI-AD dalam upaya membentuk Satuan Cadangan Strategis TNI / TNI-AD yang bersifat mobile dan memiliki kemampuan operasional lintas udara serta sewaktu-waktu siap ditugaskan ke seluruh Wilayah nusantara dalam rangka menjaga dan menjamin pertahanan dan keamanan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Kekuatan inti Korra l / Caduad pada waktu itu terdiri dari Divisi infanteri-1 Korra I / Caduad dibawah pimpinan Brigadir Jenderal TNI Soeharto mendapat kepercayaan dari pimpinan TNI / TNI Angkatan Darat sebagai kekuatan inti Komando Mandala dalam tugas operasi Trikora untuk membebaskan Irian Barat.
Pada saat mendapat perintah untuk melaksanakun operasi Trikora, kekuatan Korra l / Caduad baru mencapai sekitar 60% dari kekuatan yang ditentukan, namun keadaan tersebut tidak menjadi hambatan yang berarti dalam melaksanakan tugas. Setiap prajurit Korra l / Caduad merasa mendapat kehormatan untuk melaksanakan tugas operasi Trikora. Panglima Korra l/Caduad ditetapkan oleh Pimpinan TNI / TNI-AD, sebagai Panglima Mandala merangkap Panglima Angkatan Darat Mandala ( ADLA ). Tugas ADLA dalam operasi Trikora antara lain mengembangkan pasukan dan pangkalan, mempertahankan Kawasan Darat serta menghadapi penyerahan Irian Barat secara damai. Disamping itu bertugas pula melaksanakan infiltrasi dan exploitasi serta membantu pengembangan pangkalan angkatan lain seperti menyiapkan dan memperbaiki landasan pesawat terbang di Kendari, Amahae dan Letfuan.
Seiring dengan kegiatan-kegiatan penyiapan penyerbuan umum ke daratan Irian Barat, kegiatan dalam bidang diplomasi politik terus ditingkatkan. Upayu-upaya tersebut memaksa Belanda menuju meja perundingan di PBB, Tekad para prajurit TNI yang pantang mundur dan didukung semangat bangsa Indonesia yang tangguh dalam melaksanakan perjuangan, Trikora memberi pengaruh besar terhadap jalannya perundingan antara pemerintah Indonesia dengan pemerintah Belanda di PBB, yang akhirnya menghasilkan persetujuan " Usul Bunker " dimana pemerintah Belanda harus menyerahkan kekuasaan atas wilayah Irian Barat kepada UNTEA dan selanjutnya kepada Pemerintah Indonesia. Karena perundingan berhasil maka operasi Trikora secara resmi dibatalkan pada tanggal 29 Agustus 1962, namun Divisi-2 Korra l / Caduad tetap berada di sekitar Gorontalo untuk menghadapi berbagai kemungkinan apabila Belanda melahggar perjanjian seperti yang pernah dialami pada perjanjian Linggarjati, Renville dan KMB dan pasukan yang lain dikembalikan kepada induk pasukannya masing-masing.
TUGAS KOSTRAD
MEMBINA KESIAPAN OPERASIONAL SEGENAP JAJARAN KOMANDONYA DAN MENYELENGGARAKAN OPERASI PERTAHANAN TINGKAT STRATEGIS SESUAI DENGAN KEBIJAKSANAAN PANGLIMA TNI.
TUGAS POKOK KOSTRAD
1. MENEGAKKAN KEDAULATAN NEGARA.
2. MEMPERTAHANKAN KEUTUHAN WILAYAH NKRI YANG BERJUMLAH LEBIH
DARI 17 RIBU PULAU.
3. MELINDUNGI SEGENAP BANGSA INDONESIA DARI ANCAMAN DAN
GANGGUAN TERHADAP KEUTUHAN BANGSA DAN NEGARA.
Struktur Organisasi Kostrad




Referensi[sunting | sunting sumber]Wikipedia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar