Kamis, 18 Desember 2014

Sejarah dan Unit dalam Korps Pasukan Khas TNI AU (Korpaskhasau)

 

 

 

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
        
Korps Pasukan Khas
Tentara Nasional Indonesia
Angkatan Udara
Lambang Korpaskhas.png
Lambang Paskhas
Masa tugas17 Oktober 1947 - sekarang
NegaraIndonesia
KecabanganTNI Angkatan Udara
Tipe unitPasukan khusus
SpesialisasiOperasi Pembentukan dan Pengoperasian Pangkalan Udara Depan
Jumlah personilRahasia
Bagian dariTentara Nasional Indonesia
MarkasMako Korpaskhasau, Margahayu, Bandung
JulukanKorpaskhasau
MottoKarmaye Vadikaraste Mafalesu Kadacana
Warna seragamBaret jingga
PersenjataanQW-3, DSHK 12,7 mm, SS-1/SS-2, MP5, M16 A3 Commando, SAR-21,Sniper SIG SHR 970 Tactical Rifle,Sniper SIG Sauer SSG 3000, Countersniper FN Hecate II, Pistol Glock 17C dan 19C
Komando tempur
Komandan (Dankorpaskhas)Marsekal Muda TNI M. Harpin Ondeh
Korps Pasukan Khas TNI Angkatan Udara (disingkat Korpaskhasau, Paskhas atau sebutan lainnya Baret Jingga), merupakan pasukan (khusus) yang dimiliki TNI-AU. Paskhas merupakan satuan tempur darat berkemampuan tiga matra, yaitu udara, laut, darat. Setiap prajurit Paskhas diharuskan minimal memiliki kualifikasi para-komando (parako) untuk dapat melaksanakan tugas secara profesional, kemudian ditambahkan kemampuan khusus kematraudaraan sesuai dengan spesialisasinya.
Tugas dan tanggung jawab Korpaskhas sama dengan pasukan tempur lainnya yaitu sebagai satuan tempur negara, yang membedakan yaitu dari semua fungsi paskhas sebagai pasukan pemukul NKRI yang siap diterjunkan disegala medan baik hutan, kota, rawa, sungai, laut untuk menumpas semua musuh yang melawan NKRI. Paskhas mempunyai Ciri Khas tugas tambahan yang tidak dimiliki oleh pasukan lain yaitu Operasi Pembentukan dan Pengoperasian Pangkalan Udara Depan (OP3UD) yaitu merebut dan mempertahankan pangkalan dan untuk selanjutnya menyiapkan pendaratan pesawat dan penerjunan pasukan kawan.
Korpaskhas bertugas membina kekuatan dan kemampuan satuan Paskhas sebagai pasukan matra udara untuk siap operasional dalam melaksanakan perebutan sasaran dan pertahanan obyek strategis Angkatan Udara, pertahanan udara, operasi khusus dan khas matra udara dalam operasi militer atas kebijakan Panglima TNI.
Warna baret jingga Paskhas terinspirasi dari cahaya jingga saat fajar di daerah Margahayu, Bandung, yaitu tempat pasukan komando ini dilatih

 


 

Penerjunan pasukan pertama kali[

Gubernur Kalimantan Ir. Pangeran Muhammad Noor mengajukan permintaan kepada AURI agar mengirimkan pasukan payung ke Kalimantan untuk tugas membentuk dan menyusun gerilyawan, membantu perjuangan rakyat di Kalimantan, membuka stasiun radio induk untuk memungkinkan hubungan antara Yogyakarta dan Kalimantan, dan mengusahakan serta menyempurnakan daerah penerjunan (dropping zone) untuk penerjunan selanjutnya. Atas inisiatif Komodor (U) Suryadi Suryadarma kemudian dipilih 12 orang putra asli Kalimantan dan 2 orang PHB AURI untuk melakukan penerjunan.[4]
Tanggal 17 Oktober 1947, tiga belas orang anggota berhasil diterjunkan di Sambi, Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah. Mereka adalah Hari Hadi Sumantri (montir radio AURI asal Semarang), FM Soejoto (juru radio AURI asal Ponorogo), Iskandar (pimpinan pasukan), Ahmad Kosasih, Bachri, J. Bitak, C. Williem, Imanuel, Amirudin, Ali Akbar, M. Dahlan, JH. Darius, dan Marawi. Semuanya belum pernah mendapat pendidikan secara sempurna kecuali mendapatkan pelajaran teori dan latihan di darat (ground training). Seorang lagi yaitu Jamhani batal terjun karena takut.
Mereka diterjunkan dari pesawat C-47 Dakota RI-002 yang diterbangkan oleh Bob Freeberg yang berkebangsaan Amerika sekaligus sebagai pemilik pesawat, ko-pilot Opsir (U) III Suhodo, dan jump master Opsir Muda (U) III Amir Hamzah. Bertindak sebagai penunjuk daerah penerjunan adalah Mayor (U) Cilik Riwut yang putra asli Kalimantan. Ini adalah operasi lintas udara pertama dalam sejarah Indonesia.
Pasukan ini awalnya akan diterjunkan di Sepanbiha, Kalimantan Selatan namun akibat cuaca yang buruk dan kontur daerah Kalimantan yang berhutan lebat mengakibatkan Mayor (U) Cilik Riwut kebingungan saat memprediksi tempat penerjunan. Setelah bergerilya di dalam hutan pada tanggal 23 November 1947, pasukan ini disergap tentara Belanda akibat pengkhianatan seorang kepala desa setempat, yang mengakibatkan gugurnya Hari Hadi Sumantri, Iskandar, dan Ahmad Kosasih. Sedangkan yang lainnya berhasil lolos namun akhirnya setelah beberapa bulan mereka berhasil juga ditangkap Belanda.
Dalam pengadilan, Belanda tidak dapat membuktikan bahwa mereka adalah pasukan payung dan akhirnya mereka dihukum sebagai seorang kriminal biasa. Mereka dibebaskan setelah menjalani hukuman 1 tahun dan langsung diangkat menjadi anggota AURI oleh Komodor (U) Suryadi Suryadarma.
Peristiwa Penerjunan yang dilakukan oleh ke tiga belas prajurit AURI tersebut merupakan peristiwa yang menandai lahirnya satuan tempur pasukan khas TNI Angkatan Udara. Tanggal 17 Oktober 1947 kemudian ditetapkan sebagai hari jadi Komando Pasukan Gerak Cepat (Kopasgat) yang sekarang dikenal dengan Korps Pasukan Khas TNI Angkatan Udara (Korpaskhas).[5]

Pasukan Pertahanan Pangkalan (PPP)



Paskhas dalam parade
Pada masa awal kemerdekaan, dalam konsolidasi organisasi Badan Keamanan Rakyat Oedara (BKRO) membentuk Organisasi Darat yaitu Pasukan Pertahanan Pangkalan (PPP). PPP dibutuhkan untuk melindungi pangkalan-pangkalan udara yang telah direbut dari tentara Jepang terhadap serangan Belanda yang pada waktu itu ingin kembali menduduki wilayah Republik Indonesia. Pimpinan BKR saat itu baik Letjen Soedirman maupun Komodor (U) Suryadi Suryadarma berpendapat bahwa Belanda pasti akan menyerang ibukota RI di Yogyakarta lewat udara. PPP saat itu masih bersifat lokal, yang dibentuk di pangkalan-pangkalan udara seperti di Pangkalan Udara Bugis (Malang), Maospati (Madiun), Mojoagung (Surabaya), Panasan (Solo), Maguwo (Yogyakarta), Cibeureum (Tasikmalaya), Kalijati (Subang), Pamengpeuk (Garut), Andir dan Margahayu (Bandung), Cililitan dan Kemayoran (Jakarta) dan pangkalan-pangkalan udara di luar pulau Jawa seperti Talang Batutu (Palembang), Tabing (Padang) dll.

Agresi Militer I dan II Belanda



Prajurit batalyon infantri V "Andjing NICA"
PPP sangat berperan saat terjadi Agresi Militer I dan Agresi Militer II, ketika hampir seluruh pangkalan udara mendapat serangan dari tentara Belanda, baik dari darat maupun dari udara. Serangan besar-besaran dilancarkan oleh Belanda pada tanggal 19 Desember 1948 terhadap Pangkalan Udara Maguwo Yogyakarta. Belanda mengerahkan pesawat P-51 Mustang, P-40 Kitty Hawk dan pembom B-25/B-26. Selain itu diterjunkan dari pesawat C-47 Dakota sekitar 600 pasukan payung gabungan dari trup tempur Para-1 pimpinan Kapten Eekhout. Pasukan payung ini merupakan bagian dari Tijger Brigade/Divisi B (termasuk di dalamnya satuan "Andjing NICA" yang terkenal ganas serta brutal) pimpinan Kolonel Van Langen yang diperintahkan untuk menguasai Yogyakarta. Brigade ini masih ditambah satuan elit gabungan pasukan darat dan udara grup tempur M. Di Maguwo grup tempur M menerjunkan 2 kompi pasukan para komando Korps Speciale Troepen (KST) yang merupakan penggabungan dari baret merah dan hijau Belanda pada November 1948.[6]
Pada saat itu PPP bersama kekuatan udara lainnya berusaha mempertahankan pangkalan. Maguwo dipertahankan oleh 150 pasukan PPP dan 34 teknisi AURI pimpinan Kadet Kasmiran. Dalam pertempuran tidak seimbang ini, gugur 71 personel AURI termasuk Kadet Kasmiran dan 25 orang lainnya yang tidak dikenal.

Penerjunan pertama di Indonesia[sunting | sunting sumber]

PPP inilah yang merupakan cikal bakal dari Pasukan Payung (pasukan berparasut) setelah pada tanggal 12 Februari 1946 melakukan percobaan latihan penerjunan yang pertama kali di Pangkalan Udara Maguwo Yogyakarta dengan menggunakan payung (parasut) dan pesawat terbang peninggalan Jepang.
Penerjunan pertama yang semuanya dilaksanakan oleh 3 orang Indonesia baik penerbangnya maupun penerjunnya, berlangsung menggunakan tiga buah pesawat Churen. Penerbang Adisucipto menerjunkan Amir Hamzah, penerbang Iswahyudi menerjunkan Legino dan penerbang M. Suhodo menerjunkan Pungut. Penerjunan pertama di alam Indonesia merdeka yang berlangsung di Pangkalan Udara Maguwo tersebut disaksikan oleh Kepala Staf BKRO Komodor (U) Suryadi Suryadarma dan Panglima Besar Letjen Sudirman serta petinggi BKR lainnya. Penerjunan yang dilaksanakan pada ketinggian 700 meter, sebagai pengawas kesehatannya adalah Dr. Esnawan.
Penerjunan kedua diadakan di Pangkalan Udara Maguwo tanggal 8 Maret 1947 pada saat wing day yang merupakan terjun bebas (free fall) pertama di Indonesia dilakukan oleh Opsir Udara I Soedjono dan Opsir Muda Udara I Soekotjo dengan penerbang Gunadi dan Adisucipto. Penerjunan ini disaksikan oleh Presiden Sukarno, Wakil Presiden Mohammad Hatta, para petinggi BKR serta masyarakat luas.[7].
Pada tanggal 24 Maret 1947, kembali dilaksanakan penerjunan oleh Soedjono dan Soekotjo dalam rangka peresmian Pangkalan Udara Gadut di Bukittinggi.

Air Base Defence Troop (ABDT)[sunting | sunting sumber]



Baret Jingga
Selanjutnya sejak tahun 1950, Pasukan Payung yang saat itu masih bernama PPP berpusat di Jakarta dan mendapat sebutan Air Base Defence Troop (ABDT). Pasukan membawahi 8 kompi dan dipimpin oleh Kapten (U) RHA Wiriadinata dengan wakilnya Letnan I (U) R Soeprantijo. Kemudian pada pertengahan tahun 1950, dibentuk Inspektorat Pasukan Pertahanan Pangkalan (IPP) yang bermarkas di jalan Sabang, Jakarta, yang pada bulan April 1952 dipindahkan ke Pangkalan Udara Cililitan, Jakarta Timur.
Pada tahun 1950 juga diadakan Sekolah Terjun Payung (Sekolah Para) yang diikuti oleh para prajurit, dalam rangka pembentukan Pasukan Para AURI. Sekolah Para ini dibuka di Pangkalan Udara Andir Bandung, sebagai kelanjutan dari embrio Sekolah Para di Maguwo. Hasil didik dari Sekolah Para inilah yang kemudian disusun dalam Kompi-Kompi Pasukan Gerak Tjepat (PGT) yang dibentuk pada bulan Februari 1952, dengan Kapten (U) RHA Wiriadinata sebagai komandannya yang saat itu juga merangkap sebagai Komandan Pangkalan Udara Andir di Bandung.
Pada tahun 1950-an, Pasukan AURI terdiri dari PPP, PGT dan PSU (Penangkis Serangan Udara) yang kekuatannya terdiri dari 11 Kompi Berdiri Sendiri (BS), 8 Pleton BS dan 1 Battery PSU.

Resimen Tim Pertempuran PGT (RTP-PGT)[sunting | sunting sumber]

Selanjutnya pada Tahun 1960-an PGT juga ditugaskan dalam rangka operasi pembebasan Irian Barat (Papua) yang berdasarkan perintah Men/Pangau, maka dibentuklah Resimen Tim Pertempuran PGT (RTP PGT) yang bermarkas di Bandung dan Kapten (U) Sugiri Sukani sebagai komandannya. RTP PGT membawahi 2 Batalyon PGT yaitu Batalyon A PGT yang dipimpin oleh Kapten (U) Z. Rachiman dan Batalyon B PGT yang dipimpin oleh Kapten (U) JO. Palendeng.
Komodor (U) RHA Wiriadinata adalah komandan PGT pertama (1952) yang banyak membawa perkembangan terhadap pasukan payung di Indonesia, terutama dalam tubuh AURI. Konsep PGT sejak awal mulanya memang tertuju pada kemampuan para dan komando. Ia juga pernah menjadi Panglima Gabungan Pendidikan Paratroops (KOGABDIK PARA).
Pada masa pemerintahan Orde Lama, PGT AURI bersama KKO (Marinir) dikenal loyal dan setia terhadap Presiden Sukarno. Kedua pasukan elit ini bahkan dianggap menjadi anak emasnya Presiden Soekarno. Hingga saat detik-detik kejatuhan Presiden Sukarno, kedua pasukan ini tetap menunjukkan kesetiaannya pada Sang Proklamator tersebut.

Komando Pertahanan Pangkalan Angkatan Udara (KOPPAU)[sunting | sunting sumber]

Pada tanggal 15 Oktober 1962, berdasarkan Keputusan Men/Pangau Nomor : 195 dibentuklah Komando Pertahanan Pangkalan Angkatan Udara (KOPPAU). Panglima KOPPAU dirangkap oleh Men/Pangau dan sebagai wakilnya ditetapkan Komodor (U) RHA Wiriadinata. KOPPAU terdiri dari Markas Komando (Mako) berkedudukan di Bandung, Resimen PPP di Jakarta dan Resimen PGT di Bandung. Resimen PPP membawahi 5 Batalyon yang berkedudukan di Jakarta, Banjarmasin, Makassar, Biak dan Palembang (kemudian pindah ke Medan). Resimen PGT terdiri dari 3 Batalyon, yaitu Batalyon I PGT (merupakan Batalyon III Kawal Kehormatan Resimen Cakra Bhirawa) berkedudukan di Bogor, Batalyon II PGT di Jakarta dan Batalyon III PGT di Bandung.
Berdasarkan Surat keputusan Men/Pangau Nomor : III/PERS/MKS/1963 tanggal 22 Mei 1963, maka pada tanggal 9 April 1963 Komodor (U) RHA Wiriadinata dikukuhkan menjadi Panglima KOPPAU dan menjabat selama 1 tahun. Kemudian pada tahun 1964 digantikan oleh Komodor (U) Ramli Sumardi sampai dengan tahun 1966.

KOPASGAT[

Tripe Gun dipasang pada truk Reo, kanon ini menjadi sosok senjata mobile yang mematikan.jpg

Triple gun Paskhas TNI AU dipasang pada platform truk Mercedes Benz.jpg

Antarafoto-TerjunStatic020311-4.JPG

Antarafoto-Static.jpg

Antarafoto-junggarPaskhas040311-3.jpg

Bedasarkan hasil seminar pasukan di Bandung pada tanggal 11 s.d. 16 April 1966, sesuai dengan Keputusan MEN/PANGAU No. 45 Tahun 1966, tanggal 17 Mei 1966, KOPPAU disahkan menjadi Komando Pasukan Gerak Tjepat (Kopasgat) yang terdiri dari 3 Resimen :
  1. Resimen I Pasgat di Bandung, membawahi :
    1. Batalyon A Pasgat di Bogor
    2. Batalyon B Pasgat di Bandung
  2. Resimen II Pasgat di Jakarta, membawahi :
    1. Batalyon A Pasgat di Jakarta
    2. Batalyon B Pasgat di Jakarta
    3. Batalyon C Pasgat di Medan
    4. Batalyon D Pasgat di Banjarmasin
  3. Resimen III Pasgat di Surabaya, membawahi :
    1. Batalyon A Pasgat di Makassar
    2. Batalyon B Pasgat di Madiun
    3. Batalyon C Pasgat di Surabaya
    4. Batalyon D Pasgat di Biak
    5. Batalyon E Pasgat di Yogyakarta
Selanjutnya bedasarkan Keputusan KASAU No. 57 Tanggal 1 Juli 1970, "Resimen" diganti menjadi "Wing"'
Di era nama Kopasgat lah, korps baret jingga ini sangat terkenal. Bahkan PDL Sus Kopasgat bermotif macan tutul menjadi acuan pemakaian PDL TNI saat operasi Seroja.
Saat operasi pembebasan sandera pesawat DC-9 Woyla milik Garuda Indonesia di Bandara Don Muang Thailand tahun 1981 sesungguhnya Kopasgat-lah yang dipersiapkan untuk beraksi namun akibat berbagai tekanan politik Orde Baru saat itu akhirnya Kopassus yang diberangkatkan ke Bangkok.

PUSPASKHASAU

Sejalan dengan dinamika penyempurnaan organisasi dan pemantapan satuan-satuan TNI, maka berdasarkan Keputusan KASAU No. Kep/22/III/ 1985 tanggal 11 Maret 1985, Kopasgat berubah menjadi Pusat Pasukan Khas TNI Angkatan Udara (PUSPASKHASAU)

KORPASKHASAU

Seiring dengan penyempurnaan organisasi TNI dan TNI Angkatan Udara, maka tanggal 17 Juli 1997 sesuai Skep PANGAB No. SKEP/09/VII/1997, status Puspaskhas ditingkatkan dari Badan Pelaksana Pusat menjadi Komando Utama Pembinaan (Kotamabin) sehingga sebutan PUSPASKHAS berubah menjadi Korps Pasukan Khas TNI AU (KORPASKHASAU).

Spesialisasi

Korpaskhas terbagi dalam beberapa Spesialisasi yaitu :
  1. Pusdiklat, Pusdiklat Paskhas bertugas melaksanakan pembinaan kemampuan Paskhas melalui penyelenggaraan Pendidikan, Latihan, Penelitian, Pengujian serta Pengembangan Taktik dan Prosedur Korpaskhas untuk melaksanakan tugas perebutan sasaran dan pertahanan Obyek Strategis Angkatan Udara, Pertahanan Udara, Operasi Khusus Dan Khas Matra Udara Dalam Operasi Militer.
  2. Anti Teror (Satuan Bravo '90), Satuan Brvo 90 bertugas melaksanakan Operasi Intelijen, Operasi Penanggulangan Teror Aspek Udara dan Operasi Khusus lainnya dalam Operasi Militer atas kebijakan Panglima TNI.
  3. Detasemen Matra. Detasemen Matra Paskhas bertugas melaksanakan operasi pengendalian tempur, pengendalian pangkalan, SAR tempur dan jump master.
  4. Detasemen Hanud. Detasemen pertahanan udara Paskhas bertugas melaksanakan operasi pertahanan udara sebagai bagian sistem pertahanan udara nasional dan operasi militer lain atas kebijakan Panglima TNI.
  5. Parako. Batalyon Komando bertugas melaksanakan operasi perebutan sasaran dan pertahanan objek strategis Angkatan Udara dalam operasi militer
  6. Resimen Bantuan Tempur. Bertugas sebagai kekuatan pelapis penggempur untuk bantuan bagi pasukan kawan terutama pasukan Parako yang berada digaris depan pertempuran, baik berupa bantuan tembakan tempur maupun bantuan administrasi. Menbanpur terdiri atas Yon Kavaleri, Yon Zeni, Yon Armed, Yon Kesehatan, Yon Komlek, Yon Angmor, Yon Bekpalud.

Kecabangan di Korpaskhas[sunting | sunting sumber]

Korpaskhas terbagi dalam beberapa induk kecabangan yaitu :
  1. Pasukan Elite/Khusus Paskhas, Yaitu :
    1. Satuan Bravo 90 Paskhas anti teror
    2. Detasemen Matra 1,2,3 Paskhas
  2. Divisi Para Komando terdiri atas 9 Batalyon Komando Paskhas Para Komando yang terwadahi dalam 3 Brigade Parako. Yaitu :
    1. Brigade 1 Parako Paskhas :
      1. Yonko 461 Paskhas
      2. Yonko 462 Paskhas
      3. Yonko 463 Paskhas
    2. Brigade 2 Parako Paskhas :
      1. Yonko 464 Paskhas
      2. Yonko 465 Paskhas
      3. Yonko 466 Paskhas
    3. Brigade 3 Parako Paskhas :
      1. Yonko 467 Paskhas
      2. Yonko 468 Paskhas
      3. Yonko 469 Paskhas
  3. Divisi Artileri Pertahanan Udara terdiri atas :
    1. Resimen/Wing 100 Rudal Jarak Menengah/Jauh Paskhas :
      1. Yon Peluncur Rudal 101 Paskhas wilayah Kosekhanudnas I
      2. Yon Peluncur Rudal 102 Paskhas wilayah Kosekhanudnas II
      3. Yon Peluncur Rudal 103 Paskhas wilayah Kosekhanudnas III
      4. Yon Peluncur Rudal 104 Paskhas wilayah Kosekhanudnas IV
    2. Resimen/Wing 400 Rudal Jarak Pendek Hanud Titik Paskhas :
      1. Yon Arhanud-1 Mobile Paskhas Divisi I Paskhas Jakarta
      2. Yon Arhanud-2 Mobile Paskhas Divisi II Paskhas Makassar
      3. Yon Arhanud-3 Mobile Paskhas Divisi III Paskhas Medan
      4. Den Hanud 471 Paskhas Lanuma Halim PK Jakarta
      5. Den Hanud 472 Paskhas Lanuma Hasanudin Makassar
      6. Den Hanud 473 Paskhas Lanuma Supadio Pontianak
      7. Den Hanud 474 Paskhas Lanuma Adisucipto Yogyakarta
      8. Den Hanud 475 Paskhas Lanuma Rusminnuryadin Pekanbaru
      9. Den Hanud 476 Paskhas Lanuma Suwondo Medan
      10. Den Hanud 477 Paskhas Lanuma Iswahyudi Madiun
      11. Den Hanud 478 Paskhas Lanuma Manuhua Husein Sastranegara Bandung
      12. Den Hanud 479 Paskhas Lanuma Manuhua Biak
  4. Resimen Bantuan Tempur Paskhas Makorpaskhas Bandung
    1. Yon Kavaleri Panser Paskhas
    2. Yon Armed Paskhas
    3. Yon Zeni Paskhas
    4. Yon Komlek Bantuan Administrasi Tempur Paskhas
    5. Yon Kesehatan Lapangan Bantuan Administrasi Tempur Paskhas
    6. Yon Bekpalud Angmor Bantuan Administrasi Tempur Paskhas
  5. Resimen Pertahanan Pangkalan (Hanlan) Paskhas Makorpaskhas Bandung
    1. Yon 1 Hanlan Paskhas Divisi 1 Paskhas
    2. Yon 2 Hanlan Paskhas Divisi 2 Paskhas
    3. Yon 3 Hanlan Paskhas Divisi 3 Paskhas

Struktur Organisasi Korpaskhas

  1. Satuan Bravo '90/Anti Teror-Bogor
    1. Detasemen 901/Intelijen-Bogor
    2. Detasemen 902/Aksi Khusus-Bogor
    3. Detasemen 903/Bantuan Teknik-Bogor
  2. Satuan Kawal Protokoler (Satwalkol) Mabes TNI AU-Jakarta
  3. Wing I Pasukan Khas (komposit)-Jakarta
    1. Batalyon Komando 461/Cakra Bhaskara-Jakarta
    2. Batalyon Komando 463/Trisula-Madiun
    3. Batalyon Komando 467/Hardha Dedali-Jakarta
    4. Detasemen Matra-1/Naga Pasa-Jakarta
    5. Detasemen Hanud 471/Kunta Wijayandanu-Jakarta
    6. Detasemen Hanud 474/Kunta Wijayandanu-Jogjakarta
  4. Wing II Pasukan Khas (komposit)-Makassar
    1. Batalyon Komando 464/Nanggala-Malang
    2. Batalyon Komando 466/Pasopati-Makassar
    3. Batalyon Komando 468/Sarotama-Biak
    4. Detasemen Matra-2/Naga Pasa-Malang
    5. Detasemen Hanud 472/Kunta Wijayandanu-Makassar
  5. Wing III Pasukan Khas (komposit)-Medan
    1. Batalyon Komando 462/Pulanggene-Pekanbaru
    2. Batalyon Komando 465/Brajamusti-Pontianak
    3. Batalyon Komando 469/Pancawara-Medan
    4. Detasemen Hanud 473/Kunta Wijayandanu-Pontianak
  6. Pusdiklat Pasukan Khas-Bandung
    1. Satdik Purrat
    2. Satdik Matra
    3. Satdik Hanud
    4. Satdik Banpur
    5. Satdik Khusus

Pengembangan Kedepan Struktur Organisasi Korpaskhas (Dalam Semangat MEF Paskhas)[sunting | sunting sumber]

  1. Satuan Bravo '90/Anti Teror-Bogor
    1. Detasemen 901/Intelijen-Bogor
    2. Detasemen 902/Aksi Khusus-Bogor
    3. Detasemen 903/Bantuan Teknik-Bogor
  2. Resimen/Wing 100 Peluru Kendali Hanud Menengah/Jauh-Makorpaskhas-Bandung
    1. Detasemen Khusus Rudal (Densus Rudal) Paskhas Perisai Udara Istana Negara
    2. Yon 101 Peluru Kendali Kosekhanudnas I
    3. Yon 102 Peluru Kendali Kosekhanudnas II
    4. Yon 103 Peluru Kendali Kosekhanudnas III
    5. Yon 104 Peluru Kendali Kosekhanudnas IV
    6. Yon 105 Depo Pemeliharaan
  3. Resimen Bantuan Tempur/Makorpaskhas-Bandung
    1. Yon Kavaleri
    2. Yon Armed
    3. Yon Zeni
  4. Resimen Bantuan Administrasi/Makorpaskhas-Bandung
    1. Yon Kesehatan
    2. Yon Komlek
    3. Yon Bekpalud/Angmor
  5. Divisi I Pasukan Khas (komposit)-Jakarta
    1. Detasemen Matra-1/Naga Pasa-Jakarta
    2. Batalyon-1 Bantuan Tempur BS Paskhas - Jakarta
      1. Kompi A Kavaleri
      2. Kompi B Armed
      3. Kompi C Zeni
      4. Kompi D Kesehatan
      5. Kompi E Komlek
      6. Kompi F Bekpalud/Angmor
    3. Batalyon-1 / Paskhas Hanlan
      1. Kompi Hanlan Jakarta
      2. Kompi Hanlan Bogor
      3. Kompi Hanlan Subang
      4. Kompi Hanlan Yogyakarta
      5. Kompi Hanlan Madiun
      6. Kompi Hanlan Balikpapan
      7. Kompi Hanlan Pontianak
    4. Brigade/Wing 1 - Para Komando PPRC Paskhas
      1. Batalyon Komando 461/Cakra Bhaskara-Jakarta
      2. Batalyon Komando 463/Trisula-Madiun
      3. Batalyon Komando 467/Hardha Dedali-Jakarta
    5. Resimen/Wing 1 Arhanud Paskhas
      1. Yon Arhanud 1 Mobile Rudal Manpad QW - Jakarta
      2. Detasemen Hanud 471/Kunta Wijayandanu-Jakarta
      3. Detasemen Hanud 474/Kunta Wijayandanu-Jogjakarta
      4. Detasemen Hanud 475/ Lanuma Iswahyudi Madiun
  6. Divisi II Pasukan Khas (komposit)- Makassar
    1. Detasemen Matra-2/Naga Pasa-Malang
    2. Batalyon-2 Bantuan Tempur BS Paskhas - Makasar
      1. Kompi A Kavaleri
      2. Kompi B Armed
      3. Kompi C Zeni
      4. Kompi D Kesehatan
      5. Kompi E Komlek
      6. Kompi F Bekpalud/Angmor
    3. Batalyon-2 / Paskhas Hanlan
      1. Kompi Hanlan Menado
      2. Kompi Hanlan Bali
      3. Kompi Hanlan Kupang
      4. Kompi Hanlan Jayapura
      5. Kompi Hanlan Merauke
      6. Kompi Hanlan Biak
      7. Kompi Hanlan Makasar
    4. Brigade/Wing 2 - Para Komando PPRC Paskhas
      1. Batalyon Komando 464/Nanggala-Malang
      2. Batalyon Komando 466/Pasopati-Makassar
      3. Batalyon Komando 468/Sarotama-Biak
    5. Resimen/Wing 2 Arhanud Paskhas
      1. Yon Arhanud 2 Mobile Rudal Manpad QW - Malang
      2. Detasemen Hanud 472/Kunta Wijayandanu-Makassar
      3. Detasemen Hanud 476/ Lanuma Biak
      4. Detasemen Hanud 477/ Lanuma Kupang
  7. Divisi III Pasukan Khas (komposit)- Medan
    1. Detasemen Matra-3/ Medan
    2. Batalyon-3 Bantuan Tempur BS Paskhas - Medan
      1. Kompi A Kavaleri
      2. Kompi B Armed
      3. Kompi C Zeni
      4. Kompi D Kesehatan
      5. Kompi E Komlek
      6. Kompi F Bekpalud/Angmor
    3. Batalyon-3 / Paskhas Hanlan
      1. Kompi Hanlan Medan
      2. Kompi Hanlan Pekanbaru
      3. Kompi Hanlan Palembang
      4. Kompi Hanlan Padang
      5. Kompi Hanlan Aceh
      6. Kompi Hanlan Lampung
      7. Kompi Hanlan Batam
    4. Brigade/Wing 3 - Para Komando PPRC Paskhas
      1. Batalyon Komando 462/Pulanggene-Pekanbaru
      2. Batalyon Komando 465/Brajamusti-Pontianak
      3. Batalyon Komando 469/Pancawara-Medan
    5. Resimen/Wing 3 Arhanud Paskhas
      1. Detasemen Hanud 473/Kunta Wijayandanu-Pontianak
      2. Detasemen Hanud 478/ Lanuma Pekanbaru
      3. Detasemen Hanud 479/ Lanuma Medan
  8. Pusdiklat Pasukan Khas-Bandung
    1. Satdik Purrat
    2. Satdik Matra
    3. Satdik Hanud
    4. Satdik Khusus
    5. Satdik Banpur
  9. Keterangan
    1. Tiap Yonko terdiri atas 7 Kompi, tiap kompi terisi 80-90 personel.
    2. Tiap Kompi Hanlan terisi 50-60 personel.
    3. Tiap Satrad sudah terintegrasi dengan unit2 Satrudal menengah/jauh Wing/Men 100 Paskhas
    4. Tiap Den Hanud terdiri atas 3 Bateray, tiap bateray terisi 3 Satbak
    5. Khusus Yonko adalah Spesialisasi PPRC Nasional secara penuh.
    6. Ditiap Lanuma ditempatkan Den Hanud sebagai Hanud Statis/Fix.
    7. Yon Arhanud Mobile melindungi di seluruh Lanud yang sewaktu-waktu membutuhkan perlindungan udara.
    8. Fasilitas dukungan Angmor angkut pasukan dan Rantis didukung secara penuh ditiap kompi dan bateray.

Kualifikasi

Paskhas TNI-AU sebagai pasukan khusus Angkatan Udara satu-satunya dan berkualifikasi terlengkap didunia ini memiliki berbagai kemampuan tempur khas matra udara seperti Pengendali Tempur (Dalpur), Pengendali Pangkalan (Dallan), SAR Tempur, Jumping Master, Pertahanan Pangkalan yang meliputi pertahanan horizontal (Hanhor) dan pertahanan vertikal (Hanver), Penangkis Serangan Udara, jungle warfare, Air Assault (Mobud), Raid operation hingga kemampuan anti teror aspek udara atau yang dikenal sebagai ATBARA (Anti Pembajakan Udara). Selain itu Paskhas TNI-AU juga mahir untuk bertempur di hutan, perkotaan,laut maupun pantai.
Paskhas TNI-AU juga memiliki kemampuan spesialisasi kematraudaraan untuk melaksanakan doktrin OP3UD seperti Pengaturan Lalu-Lintas Udara (PLLU), Meteo, Komunikasi-Elektronika (Komlek), Perminyakan (Permi), Zeni lapangan (termasuk pionir, tali-temali, dll), Intelijen Tempur, Kesehatan, ground handling, Pemadam Kebakaran (PK), Angkutan, Perhubungan (PHB) hingga kemampuan khusus untuk menginformasikan tentang fasilitas penerbangan sebelum pesawat datang, jarak pandang (visibility), kecepatan dan arah angin, suhu dan kelembaban udara, serta ketinggian dan jenis awan. Hal ini sangat berkaitan dalam menentukan penembakan sasaran maupun penerjunan pasukan, dan membantu mengendalikan pesawat tempur untuk penembakan/pengeboman sasaran (Ground Forward Air Control/GFAC)
Tidak main-main, para personel Paskhas juga memiliki kemampuan khusus sebagai Air Traffic Controller (ATC) di sebuah bandara. Memang tidak ada satupun pasukan komando seperti Paskhas didunia saat ini.
Karena Paskhas merupakan pasukan komando, maka dalam melaksanakan operasi tempur, jumlah personel yang terlibat relatif sedikit digunakan apabila melaksanakan tugas rahasia/senyap/khusus akan melibatkan Satuan Bravo Paskhas dan Den Dalpur Paskhas. Operasi tempur yang memerlukan serangan besar-besaran maka melibatkan pasukan Pasukan Parako PPRC Paskhas dan Arhanud PSU Paskhas serta Batalyon Bantuan Tempur Paskhas.

Organisasi pasukan

Berdasarkan Peraturan Panglima Tentara Nasional Indonesia Nomor 2 Tahun 2013 tentang Validasi Organisasi dan Tugas Korpaskhas dan Peraturan Kepala Staf Angkatan Udara Nomor 6 Tahun 2013 tanggal tentang Validasi Organisasi Korpaskhas, maka tanggal 17 Oktober 2013 telah dilaksanakan pengukuhan atas organsasi dan tugas Korpaskhas yang baru yaitu peningkatan status Detasemen Bravo 90 menjadi Satuan Bravo 90, peningkatan Tim Aksus, Tim Intel dan Tim Baniksu masing-masing menjadi Detasemen, Perubahan status Wing III Diklat menjadi Pusdiklat Paskhas, pembentukan dua Detasemen Matra (berasal dari kompi matra Yon 461 dan 464), pembentukan satuan baru Detasemen Hanud, pembentukan satuan baru Wing III, pembentukan satuan baru Yon 469 dan perubahan status semua batalyon Paskhas yang selama ini bersifat komposit menjadi lebih spesifik yakni batalyon komando (yonko 461-469)

Hirarki[sunting | sunting sumber]

Korps Pasukan Khas TNI-AU adalah satu satunya wadah berbentuk korps bagi pasukan berkualifikasi khusus di TNI-AU bahkan dalam TNI. Korpaskhasau bersanding dengan Kopassus TNI AD adalah Pasukan khusus berstatus KOMANDO resmi yang dimiliki oleh TNI. Hal ini karena 2 organisasi pasukan khusus ini bersifat (KOTAMA) BERDIRI SENDIRI dengan pelatihan dan kemampuan serang yang sangat lethal secara individual. Paskhas lahir sebagai pasukan komando sejak masa kelahirannya. Mereka diterjunkan dengan unit kecil di belakang garis pertahanan lawan dan langsung menusuk jantung pertahanan musuh. Maka itulah para personel pasukan payung ini dididik dengan metode komando yang diadopsi dari SAS Inggris (melalui pendidikan di Pusdik RPKAD). Metode pendidikan komando “ala baret merah” mulai dilakukan di Pusdiklat Paskhas sejak Paskhas masih bernama KOPPAU. Personil Paskhas juga diperkenankan tetap memakai baret jingga kebanggaannya dan PDH Komando/PDH Khusus saat mengikuti berbagai upacara resmi kenegaraan.Korpaskhasau memakai sebutan “Pasukan” untuk jargon korps nya disingkat (Psk).
Pengabdian Paskhas terus berlanjut seiring dengan tuntutan tugas yang dibebankan kepada TNI Angkatan Udara pada umumnya dan Korpaskhas pada khususnya. Pengabdian Paskhas tersebut, dapat dilihat dari andil Paskhas yang tidak pernah absen di berbagai bentuk operasi, baik operasi militer perang (OMP) maupun operasi militer selain perang (OMSP). Sekarang ini, Korpaskhas telah tumbuh dan berkembang menjadi salah satu andalan sekaligus kebanggaan, yang dipercaya menjadi kekuatan pasukan pemukul di darat khas TNI Angkatan Udara. Organisasi Korpaskhas disusun menjadi dua tingkat yaitu Tingkat Markas Komando Korps Pasukan Khas TNI Angkatan Udara disingkat Mako Korpaskhas dan Tingkat Pelaksana. Di Tingkat Mako Korpaskhas terdiri dari eselon pemimpin, eselon pembantu pimpinan/staf, eselon pelayanan, dan eselon pelaksana pusat, yang membawahi satuan-satuan di bawahnya. Sedangkan di Tingkat Pelaksana membawahi Wing I, Wing II Paskhas dan Wing IIIPaskhas, Satuan Bravo 90 Pasukan Khas , dan Detasemen Matra, detasemen Hanud dan Pusdiklat Paskhas.
Paskhas juga berniat mendatangkan lagi kendaraan taktis serbu sejenis Dirgantara Military Vehicle (DMV) buatan PT DI yang terbukti handal dan kini telah dipakai oleh pasukan elit Paskhas Detasemen Bravo-90.
Korps baret jingga ini telah diperkuat dengan kedatangan 200 rudal panggul permukaan ke udara QW (QianWei)-3. Rudal Manpad QW-3 perorangan (diharapkan penambahan sekitar 300 unit lagi untuk Pam Sat Radar) Rudal QW-3 dilengkapi penjejak semi-active laser guidance, cocok untuk menggasak pesawat tempur maupun rudal lain dalam ketinggian rendah sampai dengan jarak 8 km. Memiliki bobot 13 kg dan kecepatan maksimum 750 km/jam. Senjata ini dipergunakan untuk menggantikan Triple gun buatan Hispano Suiza (Switzerland) tahun 1950-an dan DSHK 12,7 mm. Juga beberapa saat yang lalu diujicobakan PT Pindad senjata meriam pesawat direhab untuk dijadikan senjata berat darat untuk Korpaskhas.
Paskhas juga tengah berupaya mendatangkan 10 baterai PSU jarak pendek berupa Oerlikon kaliber 35 mm untuk hanud titik model komposit yang sudah terintegrasi antara rudal, meriam, radar dan pos komando taktis. Senjata ini sudah menggunakan teknologi tercanggih dan telah digunakan oleh banyak negara Eropa. Menurut rencana, senjata PSU ini akan ditempatkan di 10 Lanud Utama TNI-AU. Salah satu kelebihan utama lainnya untuk PSU Oerlikon kaliber 35 mm ini adalah kemampuannya untuk dapat dimobilisasi dengan pesawat Hercules. TNI AU juga berencana untuk pembelian Rudal Jarak Sedang/JSe pengganti Rudal S-75/SA-2 guidelines. Kedepan dengan rencana kedatangan bateray-bateray meriam oerlicon contraves 35 mm, penambahan jumlah rudal manpad QW-3 dan beberapa unit meriam triple gun yang masih bagus serta rencana Kohanudnas untuk menghidupkan kembali Satuan Rudal Jarak Menengah maka diharapkan dapat dibentuk beberapa batalyon artileri meriam hanud dan beberapa detasemen bateray rudal baru untuk di tempatkan di tiap-tiap wing paskhas.
Kedepan untuk pengembangan Korpaskhas dengan Alut Sista PSU saat ini yang telah dipunyai, yaitu :
  1. Artileri Hanud Meriam tripple Gun thn 1950 (dari 55 unit tinggal 16 unit yang layak pakai)
  2. Rudal Manpad QW-3 perorangan (sekitar 200 unit)
Rencana Pengadaan Alut Sista PSU baru berupa:
  1. Artileri Hanud Meriam Oerlicon Contraves 35 mm (diharapkan 55 unit pengganti Tripple Gun 1950)
  2. Rudal Manpad QW-3 perorangan (diharapkan penambahan sekitar 300 unit lagi untuk Pam Sat Radar)
  3. Rudal Jarak Sedang/JSe pengganti Rudal S-75/SA-2 guidelines (diharapkan 7 bateray)
Paskhas kini mengupayakan untuk mengganti senjata perorangan SS – 1 yang kabarnya akan digantikan SiG-552 ataupun SS-2. Terutama untuk menyiapkan batalyon-batalyon komando 461 sampai dengan 469 sebagai pasukan pemukul Para Komando, maka dalam tiap regu di tiap batalyon paskhas akan dilengkapi dengan senjata SS2-V1 WITH PINDAD 40mm GRENADE LAUNCHER dan Squad Automatic Weapon senapan mesin ringan seperti FN Minimi(Senjata Otomatis Regu). Sedangkan di dalam kompi bantuan akan dilengkapi dengan SMB (Senapan Mesin Berat) DShk-38 dirancang sebagai senjata pemukul untuk sasaran darat dan udara jarak pendek. SMB ini biasa digunakan oleh unit kavaleri dan infantri. Pada unit kavaleri, DShK sudah menjadi standar ditempatkan pada turret beragam MBT (Main Battle Tank), bahkan tank ringan, panser dan rantis pick up.dalam infantri, wajar bila DShK dioperasikan dengan case khusus beroda dua, mirip dengan model meriam/kanon. Dengan demikian SMB ini mudah digerakkan, dibawa atau dipindahkan dengan bantuan pengait pada jip atau truk.

Kekuatan pasukan

Paskhas saat ini berkekuatan 7.300-an personel. Dalam beberapa waktu kedepan direncanakan Paskhas TNI-AU akan mendapatkan 40 buah panser buatan Pindad sebagai cikal bakal Batalyon Kavaleri Paskhas. Rencana ini tengah mengalami negoisasi ulang untuk diadakan penambahan jumlahnya dikarenakan ranpur sejenis Panser dinilai sangat cocok untuk mendukung tugas sebagai bantuan tempur dari Batalyon-batalyon tempur Para Komando dengan karakteristiknya sebagai pasukan pemukul reaksi cepat paskhas TNI AU selain juga panser sangat diperlukan untuk pasukan pertahanan pangkalan. Sebelumnya konsep tugas Paskhas adalah sebagai pasukan pertahanan pangkalan (Defensif) maka sekarang konsep akan diubah menjadi pasukan pemukul (ofensif) dan pasukan pertahanan (defensif). Begitu juga untuk Dalam konsep penggelaran pasukan berintensitas tinggi, TNI mengenal istilah PPRC (Pasukan Pemukul Reaksi cepat) yang mana paskhas sebagai satuan TNI berkualifikasi Para Komando merupakan nyawa atau inti dari pasukan PPRC TNI dan sebagai pendukungnya adalah batalyon-batalyon linud kostrad. PPRC adalah pasukan pemukul TNI untuk menghadapi kondisi kondisi darurat di wilayah NKRI.
Kedepan untuk pengembangan Korpaskhas dengan Alut Sista PSU saat ini yang telah dipunyai, yaitu :
  1. Artileri Hanud Meriam tripple Gun thn 1950 (dari 55 unit tinggal 16 unit yang layak pakai)
  2. Rudal Manpad QW-3 perorangan (sekitar 200 unit)
Rencana Pengadaan Alut Sista PSU baru berupa:
  1. Artileri Hanud Meriam/Rudal jarak dekat Oerlicon Contraves skyguard pengganti tripple gun th 1950 (diharapkan 10 bateray, idealnya 40 bateray di tiap pangkalan udara)
  2. Rudal Manpad QW-3 perorangan (diharapkan penambahan sekitar 300 unit lagi untuk Pam Sat Radar)
  3. Rudal Jarak Sedang/JSe S-300 pengganti Rudal S-75/SA-2 guidelines (diharapkan 7 bateray, idealnya 32 baterai di 32 satrad)

SATUAN BRAVO '90/AT

Satuan Bravo 90 adalah pengembangan dari Detasemen Bravo 90 (disingkat Den Bravo-90) adalah pasukan khusus anti teror Indonesia dengan kemampuan khusus yang di bentuk di lingkungan Korps Pasukan Khas TNI-AU pada tahun 1990, Bravo berarti yang terbaik. Konsep pembentukannya merujuk kepada pemikiran Jenderal Guilio Douchet: Lebih mudah dan lebih efektif menghancurkan kekuatan udara lawan dengan cara menghancurkan pangkalan/instalasi serta alutsista-nya di darat daripada harus bertempur di udara. Moto: Catya Wihikan Awacyama Kapala artinya Setia, Terampil, Berhasil

Pengukuhan Satuan Bravo-90/AT

Dikukuhkan pada tanggal 16 September 1999 oleh KSAU Marsekal Hanafie Asnan. Dalam melaksanakan operasinya, Bravo dapat juga bergerak tanpa identitas. Bisa mencair di satuan-satuan Paskhas, atau seorang diri. Layaknya dunia intelijen Bukan main-main, Bravo-90 juga melengkapi personelnya dengan beragam kualifikasi khusus tempur lanjut, mulai dari combat free fall, scuba diving, pendaki serbu, teknik terjun HALO (High Altitude Low Opening) atau HAHO (High Altitude High Opening), para lanjut olahraga dan para lanjut tempur (PLT), dalpur trimedia (darat, laut, udara), selam, tembak kelas 1, komando lanjut serta mampu menggunakan teknologi informasi dan komunikasi dengan sarana multimedia. Pasukan elit ini juga kebagian jatah untuk berlatih menembak dengan menggunakan peluru tajam tiga kali lipat lebih banyak dari pasukan reguler lainnya. Hal ini dimaksudkan untuk melatih ketepatan dan kecepatan mereka untuk bertindak dalam waktu sepersekian detik.
Satuan Bravo '90 mempunyai Detasemen, yaitu :
  1. Den 901/Intelijen
  2. Den 902/Aksi Khusus
  3. Den 903/Banniksus
Semua Detasemen mempunyai keahlian yang merata di bidang counter terrorism. Pasukan “inti” baret jingga ini juga kerap berlatih dengan Gultor Kopassus, Kopaska TNI-AL dan Den Jaka Marinir. Satuan Bravo saat ini sudah memiliki fasilitas pertempuran jarak dekat (CQB). Bahkan untuk latihan pembebasan sandera di pesawat, Satuan Bravo langsung melaksanakannya di dalam pesawat baik milik TNI-AU maupun PT. DI. Satuan Bravo juga menjadi pasukan khusus pertama di Indonesia yang mampu menguasai ilmu bela diri Systema yang merupakan ciri khas dari pasukan elit Rusia.

Tahap Pendidikan Bravo-90/AT

Pendidikan Satuan Bravo sekitar 6 bulan. Dilaksanakan di Kodiklat Paskhas Satdik 02 Lanjut dan Satdik 04 Khusus. Anggotanya diseleksi dari siswa terbaik peringkat 1-40 lulusan sekolah komando Paskhas dan personel aktif di Wing/Resimen/Batalyon/Detasemen. Semua diseleksi ketat mulai dari IQ, kesemaptaan, keahlian spesialisasi militer yang dibutuhkan serta kesehatan. Semua dengan asistensi lembaga TNI-AU yang berkompeten dengan bidang masing – masing. Nampaknya para pelatih Detasemen Penanggulangan Teror “ala” Pasukan khusus TNI-AU ini tak main – main. Peluru tajam digunakan dalam latihan tahap akhir. Alhasil para calon Bravo juga penuh perhitungan, cermat, cepat sekaligus tepat dalam bertindak. Bertempur total dan habis – habisan. Itulah kesimpulan akhir pendidikan Bravo. Mereka tercetak menjadi prajurit elit Paskhas yang siap diterjunkan di mana saja baik di Luar Negeri maupun di seluruh Indonesia. Setelah lulus, para personel Bravo muda ini berhak atas brevet bravo, lambang, Call Sign dan perlengkapan tempur standard Bravo lainnya. Mereka juga dibagi ke dalam 3 tim Alfa dan Tim Ban Nik. Bagi para personel Bravo yang telah dianggap senior, bisa dipindahkan ke Tim khusus yang tak lain “berisi” prajurit Bravo berkemampuan di luar matra udara yaitu Frogmens yang mampu melakukan infiltrasi lewat laut, Selam Tempur, UDT, EOD, Zeni Demolisi, Penerbangan, elektronika dll.

Rentang Penugasan Satuan Bravo-90/AT

Dimulai sejak 1992 dalam pengamanan KTT di Jakarta, Misi pemulangan TKI Cina, dan misi Geser Tim – Tim sebagai buntut lepasnya Tim – tim dari NKRI. Bravo ditugasi mengendalikan Bandara Komoro dalam satgas ITFET (Indonesian Task Force in East Timor), namun pengamanan pusat kota juga dipercayakan kepada komando Bravo. Mereka bertugas sampai detik-detik akhir turunnya merah-putih dari bumi Lorosae Setelah itu dalam konflik Ambon, Bravo mengalami berbagai peperangan frontal dari darat ke darat dalam menyekat 2 kubu yang bertikai. Bravo tergabung dalam Yon Gab 1 bersama Kopassus dan Taifib Marinir. Dalam konflik Aceh, Bravo ditugasi untuk mengamankan bandara dan lanud di seluruh wilayah NAD. Juga dalam operasi bertaraf Internasional diantaranya meliputi : Tim Khusus pasukan perdamaian PBB dan Operasi penyelamatan evakuasi WNI di Luar Negeri.

Inventaris Senjata Satuan Bravo-90/AT[sunting | sunting sumber]

Pistol Scorpion sudah tinggal kenangan. Kini Bravo memiliki senjata jagonya CQB yaitu MP 5. Sebagian adalah hibah dari Korea. Namun begitu masih bagus. Pistol pun pakai SiG Sauer. Anggota Bravo dilengkapi uniform full gears dengan peralatan terbaru. Mulai dari rompi anti peluru, NVG, GPS, pelindung kaki dan lutut, sepatu khusus, pelindung mata, pisau lempar sampai alat komunikasi point to point. Bahkan dalam situasi khusus, Bravo bisa memboyong pesawat – pesawat TNI-AU dari pesawat angkut sampai pesawat tempur untuk menyokong misi operasinya. Bravo juga kini telah memiliki senjata SAR-21 (Singapore Air Rifle). Kabarnya Bravo mendapat 50 buah senjata jenis ini dari Mabes TNI. Kedepan Den Bravo ’90 sebagai pasukan khusus andalan TNI akan dilengkapi dengan berbagai peralatan persenjataan termodern dan high teknologi untuk menyongsong perang masa depan yang lebih Global dan Moden. Dan Mendatang akan lebih lengkap, modern dan profesional menuju pasukan elite kelas dunia untuk menjadi pagar dan benteng NKRI.

Kendaraan Taktis Satuan Bravo-90/AT

Detasemen Bravo-90 Paskhas TNI-AU saat ini setidaknya mengoperasikan beberapa jenis kendaraan taktis antara lain:
  1. Land Rover Defender MRCV (multi role combat vehicle)
  2. Dirgantara Military Vehicle (DMV-30T)
  3. Beberapa Rantis Lainnya (amfibi,dll)
Land Rover Defender MRCV (multi role combat vehicle) Kendaraan taktis (rantis) Bravo-90 Land Rover Defender MRCV (multi role combat vehicle)yang satu ini memang khusus. Termasuk Land Rover jenis defender heavy duty antipeluru yang dilengkapi tangga lipat serta penyangga mobil. Tangga ini lazim digunakan dalam penyerbuan gedung (building assault). Agar mobil berdiri stabil, penyangga diturunkan secara hidraulik untuk menahan goyangan. Melihat tongkrongannya, rantis Bravo-90 ini adalah jenis Defender Td5 dengan basis station wagon sasis panjang. Mobil yang dari pabrikannya dilego seharga 20.495 poundsterling (standar) ini ditenagai mesin disel berkapasitas 2500cc. Bila disimak lebih jauh, tentu saja ada fasilitas khusus yang ditambahkan. Sebut saja plat pijakan kaki yang menempel disekeliling bodi mobil. Tentu saja bukan tanpa tujuan fasilitas tadi dibuat. Plat berfungsi sebagai pijakan pasukan yang berdiri disekeliling mobil. Dengan demikian maka pasukan bisa di drop dengan cepat.
Dirgantara Military Vehicle (DMV-30T) Kendaraan sejenis “Humvee” dan bertampang “sangar” ini adalah produk pertama dan asli rakitan PTDI. Kendaraan ini mendapat nomor register di lingkungan TNI-AU yakni 4020-10. DMV menggunakan mesin disel 3000 cc Ford Ranger dan teknologi Mazda Tampilannya semakin perkasa dengan senjata utama senapan mesin GRMG yang disimpan di bagian atap kendaraan, serta senjata FN Minimi kaliber 5,56 mm yang menyembul keluar dari kabin depan yang tidak dipasangi kaca. Gerakan mobil anyar itu dipastikan tetap lincah, baik di jalan raya maupun di medan yang terjal sekalipun. Empat buah ban ukuran besar melekat di dua as dengan ketinggian jarak lantai kabin ke tanah sekitar 90 centimeter. Apabila tertembak, bagian ban masih akan tetap berdiri dan berfungsi maksimal karena dilengkapi dengan lapisan besi yang dipasang melingkar pada bagian ban. Kendaraan tempur ini didesain untuk kapasitas empat orang prajurit dengan jok yang terbuat dari fibre glass yang dicat khas warna loreng TNI. DMV mempunyai ketahanan perjalanan hingga 600 kilometer. Berbeda dengan kendaraan biasanya, sasis DMV dibangun dengan besi-besi pipa berkualitas sesuai dengan standard dan spesifikasi kendaraan versi militer Ranpur DMP-30T produksi PT DI, yang diawaki prajurit Paskhasau dari satuan Denbravo dengan dilengkapi persenjataannya
 
 
================Disunting dari Wikipedia===============================

Tidak ada komentar:

Posting Komentar